NEW YORK--Bendera Palestina untuk pertama kalinya berkibar di markas besar PBB di New York pada Rabu (30/9). Para pejabat Palestina dan pendukung kemerdekaan Palestina bersorak saat bendera naik, meski kritik datang dari Israel dan Amerika Serikat.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menaikkan bendera itu dalam upacara resmi beberapa menit setelah ia menyampaikan pidato di depan Majelis Umum PBB. Dalam pidato, ia menuduh Israel menyabotase upaya AS untuk menengahi pembicaraan damai antara Israel dan Palestina. Israel keberatan atas pernyataan ini.
"Hari untuk menaikkan bendera ini akan segera datang di Yerusalem, ibu kota negara Palestina kami. Hari ini, setiap tahun, 30 September, akan menjadi hari bendera Palestina,” kata Abbas, berdiri di bawah bendera berwarna merah, putih, hijau dan hitam di taman bunga markas PBB.
Sementara, banyak orang menghadiri momen bersejarah itu dan memotret bendera Palestina.
Palestina menginginkan Yerusalem Timur menjadi ibu kota dari Palestina yang independen. Wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur diokupasi oleh Israel pada perang 1967.
Majelis Umum menyetujui resolusi Palestina bulan ini dan mengatakan
bendera negara non-anggota "akan dikibarkan di markas (PBB di New York)
dan kantor-kantor PBB di sebelah bendera negara-negara anggota."
AS dan Israel termasuk di antara delapan negara yang memilih menentang draf resolusi bendera Palestina. Keduanya mengatakan pada saat itu bahwa tanda simbolik seperti mengibarkan bendera tak berarti apa-apa bagi proses perdamaian ke depan.
Pada 2012, Majelis Umum menyetujui pengakuan de facto dari negara Palestina yang berdaulat. Namun upaya Palestina untuk menjadi negara anggota penuh PBB gagal.
Palestina dan Vatikan adalah satu-satunya negara pengamat non-anggota di PBB. Bendera Vatikan dikibarkan di PBB pada Jumat, hari ketika Paus Fransiskus berkunjung.
AS dan Israel termasuk di antara delapan negara yang memilih menentang draf resolusi bendera Palestina. Keduanya mengatakan pada saat itu bahwa tanda simbolik seperti mengibarkan bendera tak berarti apa-apa bagi proses perdamaian ke depan.
Pada 2012, Majelis Umum menyetujui pengakuan de facto dari negara Palestina yang berdaulat. Namun upaya Palestina untuk menjadi negara anggota penuh PBB gagal.
Palestina dan Vatikan adalah satu-satunya negara pengamat non-anggota di PBB. Bendera Vatikan dikibarkan di PBB pada Jumat, hari ketika Paus Fransiskus berkunjung.
Sebelumnya Setelah diuji di medan perang melawan gempuran Israel, Palestina menang secara diplomatik di PBB.
Sebelum pukul lima sore waktu New York, Majelis Umum PBB memutuskan
bahwa Palestina menjadi negara non-anggota PBB. Keputusan diambil dari
hasil voting 138 negara setuju, 9 negara menolak dan 41 abstain.Status negara non-anggota menempatkan Palestina pada level diplomatik yang sama dengan Vatikan. Ini berarti, secara teknis Palestina adalah negara yang berdaulat. Ini juga berarti, Palestina akan mempunyai akses ke organisasi internasional terutama Mahkamah Pidana Internasional (ICC) di Den Haag. Menurut ahli hukum internasional, Palestina akan dapat membawa kasus pendudukan yang dilakukan Israel sejak tahun 1967.
ICC pernah mencatat lebih dari 100 pemukiman Israel di Tepi Barat adalah sebagai kejahatan perang. Pemukiman Israel justru dapat membawa angin segar kepada Palestina untuk menjerat negara Zionis itu ke pengadilan. Bukan hanya itu, kekejaman Israel seperti penyerangan terhadap warga Palestina, perusakan properti dan masji akan menyeret Israel ke pengadilan.
Serangan ke pemukiman Palestina meningkat dalam beberapa tahun terakhir. "Jika Anda berada di tempat saya, apa yang akan anda lakukan? Kami tidak akan menggunakan kekuatan untuk melawan pemukiman Israel. Kami bisa menggunakan pengadilan, tetapi lebih baik Israel menghentikan tindakan keji kepada warga Palestina,"kata Presiden Palestina Mahmoud Abbas seperti yang dilansir dari Time, Jumat (30/11). Abbas yang berbicara dihadapan Majelis Umum PBB ini dengan jelas mengecam kejahatan perang Israel.
Meski demikian, kemenangan Palestina di PBB ini ditanggapi beragam oleh rakyat Palestina. Ada yang pesimis ada pula yang optimis. "Ini disebut resistensi, apakah perlawanan bersenjata atau
No comments:
Post a Comment