Para sandera Indonesia dibebaskan sekitar pukul 01:00, negosiasi tersebut dipimpin oleh ketua Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) Nur Misuari
Misuari juga membantu pembebasan sandera dari Norwegia Kjartan Sekkingstad, yang terakhir dari empat sandera yang diambil oleh Abu Sayyaf dari sebuah resor mewah di Samal Island tahun lalu.
Sekkingstad dan tiga orang Indonesia yang dibebaskan memenuhi pertemuan dengan Penasihat Presiden terkait Proses Perdamaian yaitu Jesus Dureza di Bandara Jolo pada hari Minggu pagi.
Dari sana, sebuah helikopter pemerintah Filipina mengalihkan Warga Negara Indonesia ke Zamboanga City, sementara Sekkingstad diterbangkan ke Davao City untuk bertemu Presiden Rodrigo Duterte.
Para Sandera tersebut akan diambil alihkan kepada Jenderal Purnawirawan Kivlan Zen selaku perwakilan militer Indonesia.
Setelah pembebasan para korban, pemerintah Filipina mengatakan tidak membayar tebusan kepada kelompok Abu Sayyaf dan tidak tahu ada pembayaran yang dilakukan oleh pihak lain untuk pembebasan para korban.
“Saya ingin menegaskan kembali bahwa pemerintah filipina mempertahankan kebijakan tidak ada tebusan,” kata Sekretaris Komunikasi Martin Andanar. “Sekarang jika ada pihak ketiga yang melakukan pembayaran, atau keluarga (korban) serta perusahaan, kita tidak tahu itu.”
Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu, serta Kepala Komunikasi luar negeri Norwegia Frode Anderson, juga menyatakan bahwa pemerintah mereka masing-masing mematuhi kebijakan tidak ada tebusan.(abs-cbn.com)
Sumber :Lingkarnews
Pak kivlan memang TOP MARKOTOP....seandainya presiden kita sekarang ini PRABOWO,tdk mungkin terjadi penyanderaan WNI...
ReplyDeleteini krn presiden sekarang gk punya wibawa,jadi seperti ini...