Monday, 19 September 2016

Kivlan Zein dan Ryamizard Ryacudu Berhasil Membebaskan 3 WNI Yang Disandera Abu Sayyaff

Manila- Tiga warga negara Indonesia yang disandera oleh militan Abu Sayyaf dilepas di Jolo, Sulu pada hari Minggu (18/9/2016), sehari setelah kelompok ekstremis melepaskan tawanan Norwegia.
Para sandera Indonesia dibebaskan sekitar pukul 01:00, negosiasi tersebut dipimpin oleh ketua Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) Nur Misuari
Misuari juga membantu pembebasan sandera dari Norwegia Kjartan Sekkingstad, yang terakhir dari empat sandera yang diambil oleh Abu Sayyaf dari sebuah resor mewah di Samal Island tahun lalu.
Sekkingstad dan tiga orang Indonesia yang dibebaskan memenuhi pertemuan dengan Penasihat Presiden terkait Proses Perdamaian yaitu Jesus Dureza di Bandara Jolo pada hari Minggu pagi.
Dari sana, sebuah helikopter pemerintah Filipina mengalihkan Warga Negara Indonesia ke Zamboanga City, sementara Sekkingstad diterbangkan ke Davao City untuk bertemu Presiden Rodrigo Duterte.
Para WNI menjalani check-up medis di Rumah Sakit Camp Navarro di Zambaoanga Kota sekitar PUKUL 16:00 dan Angkatan Darat Komando Mindanao Barat telah mengidentifikasi trio sebagai Lorence Koten, Teo Doros Kofong dan Emmanuel Arakian.
Para Sandera tersebut akan diambil alihkan kepada Jenderal Purnawirawan Kivlan Zen selaku perwakilan militer Indonesia.
Setelah pembebasan para korban, pemerintah Filipina mengatakan tidak membayar tebusan kepada kelompok Abu Sayyaf dan tidak tahu ada pembayaran yang dilakukan oleh pihak lain untuk pembebasan para korban.
“Saya ingin menegaskan kembali bahwa pemerintah filipina mempertahankan kebijakan tidak ada tebusan,” kata Sekretaris Komunikasi Martin Andanar. “Sekarang jika ada pihak ketiga yang melakukan pembayaran, atau keluarga (korban) serta perusahaan, kita tidak tahu itu.”

Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu, serta Kepala Komunikasi luar negeri Norwegia Frode Anderson, juga menyatakan bahwa pemerintah mereka masing-masing mematuhi kebijakan tidak ada tebusan.(abs-cbn.com)

Sumber  :Lingkarnews 

1 comment:

  1. Pak kivlan memang TOP MARKOTOP....seandainya presiden kita sekarang ini PRABOWO,tdk mungkin terjadi penyanderaan WNI...
    ini krn presiden sekarang gk punya wibawa,jadi seperti ini...

    ReplyDelete